Rabu, 20 Oktober 2010

BERKACA DARI JEPANG

BERKACA DARI JEPANG

http://autokalashinikov47.blogspot.com/2010/01/sejarah-jepang.html

Jepang.
Negara ini memang mengagumkan. Sebutlah namanya, maka orang yang
mendengar akan mengidentikkan dengan deretan kalimat kekaguman. Yang
paling menonjol dari Jepang, adalah etos kerjanya. Mereka gigih dan
tekun. Namun, tahukan Anda bahwa dulu jepang adalah negara tertutup?

Kemajuan
Jepang dimulai setelah berakhirnya zaman Edo, tepatnya setelah Kaisar
Meiji naik tahta dan melakukan penataan ulang. Gebrakan ini selanjutnya
dikenal dengan sebutan restorasi Meiji atau modernisasi Jepang di bawah
kaisar Meiji (1866-1869).

Sebelum era ini, Jepang tak lebih dari
sebuah negara ultra tradisional, feodal dan sangat tertutup. Mereka
sangat anti-asing, karena itulah mereka menutup diri. Hal ini
dilakukan, karena Jepang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur.

Di
zaman itu, Jepang di bawah kendali kaum samurai, istilah untuk perwira
militer kelas elit dari kalangan bangsawan. Karena itu, Samurai
haruslah sopan dan terpelajar.

Kata ”samurai” sendiri berasal
dari kata kerja ”samorau” asal bahasa Jepang kuno, lalu berubah menjadi
”saburau” yang berarti ”melayani”, dan akhirnya menjadi ”samurai” yang
bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

Ciri
khas samurai ini, selalu membawa pedang di pinggang. Kadang lebih dari
satu. Pedang ini disebut katana. Sementara itu, para samurai yang tidak
terikat dengan klan atau bekerja untuk
majikan disebut ”ronin”. Sedangkan samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.

gambar ronin

Adapun
pemimpin atau jendral para samurai ini disebut shogun. Pemerintahannya
disebut keshogunan. Yang paling terkenal adalah Keshogunan Tokugawa,
Keshogunan Edo, keshogunan Kamakura.

Hingga akhirnya Meiji naik
tahta pada akhir abad 19 dan memulai restorasi, perlahan tapi pasti
samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara
nasional menyerupai negara Barat. Meiji malah memerintahkan, mengganti
katana dengan pena.

Dorongan modernisasi Jepang ini bermula
ketika angkatan laut Amerika dengan armada Pasifiknya di bawah pimpinan
Laksamana Perry (1853), datang ke negera tersebut seraya meminta agar
Jepang membuka diri kepada pihak asing, misalnya berdagang dan
membolehkan kapal merapat di pelabuhannya.

Kedatangan Perry
membuat mata bangsa Jepang terbuka terhadap kekuatan lain di luar
mereka. Semangat Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya,
tertantang untuk mempu melawan kekuatan Amerika, orang kulit putih,
orang Barat.

Sejak saat itu mereka mulai berpikir, setidaknya
sama dengan orang-orang asing itu. Maka, dimulailah proses reformasi
dengan pendidikan sebagai mata tombak. Pendidikan menjadi hak dan
kewajiban semua warga.

Tetapi reformasi itu yang disebut
restorasi, sejak itu restorasi Jepang itu disebut dengan Restorasi
Meiji yang juga ditandai sebagai era masuknya Jepang ke zaman industri.

Sebuah catatan menulis, Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853.

Menjelang
akhir abad ke 19 Jepang sudah berhasil menjadi kekuatan militer dengan
angkatan laut yang sangat tangguh sehingga dapat mengalahkan secara
mutlak armada raksasa Rusia di Selat Tsushima, menyapu bersih kepulauan
Sachalin, mengambil Korea dan Semenanjung Liau-Tung dari Rusia, serta
Port Arthur dan Dairen (Wells, 1951).

Namun,
restorasi Meiji ini bukannya tak memakan korban. Banyak terjadi
penentangan yang berakhir perang. Namun perlawanan ini berhasil
dihancurkan.

Apa kata Meiji setelah penentangnya ini ditumpas?
”Saat ini kita sudah berhasil membuat kereta api, mobil, baju barat,
tapi kita tak boleh lupa pada akar budaya.” Pesan Kaisar Meiji ini,
terus melakat hingga kini.

Lalu, apa dan mengapa Jepang bisa
cepat berkambang seperti itu? Ada konsep pemikiran yang mereka anut
selama ini, yaitu ”Kaizen” yang berarti, ambil yang baik, buang yang
buruk, ciptakan produk baru.

Konsep inilah yang dipakai mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu karya kreatif, bukan menjiplak mentah-mentah.

Misalkan
saja lihat saja bagaimana mobil-mobil buatan Jepang, performanya dibuat
berdasar berfalsafah ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan produk
baru tadi.

Misal mobil-mobil di Barat selalu berbadan besar,
boros, dan mahal. namun bagi Jepang diubah menjadi berbadan ringan,
irit dan murah. Hasilnya, mobil-mobil Jepang kini merajai industri
otomotif dunia.

Hal
yang lebih menakjubkan, saat Shinkansen, perusahaan transportasi
Jepang, pada 1 Oktober 1964 berhasil membuat kereta api cepat (bullet
train).

Ini
adalah sebuah langkah maju yang diciptakan hanya dalam jangka waktu 19
tahun, setelah Jepang diluluh-lantakkan oleh bom atom! Ide bullet train
ini tercipta, setelah Jepang memanfaatkan penemuan magnet di Amerika,
sebagai bantalan relnya. Luar biasa.

Selain
menerapkan falsafah Kaizen, pada dasarnya kepribadian Jepang sangat
dipengaruhi oleh semangat ”bushido” yang sangat asketik, berdisiplin
tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan.
Kesemuanya itu terus berlanjut sewaktu proses restorasi itu berjalan
hingga kini.

Apa bushido itu?

Kata bushido berasal dari
kata ”bushi” (prajurit/kesatria) dan “dou” (jalan). Bushido yang dapat
diartikan sebagai ”jalan hidup seorang prajurit atau kesatria” ini,
mempunyai 7 kode etik (semboyan) yaitu;

Gi (rectitude/benar)
Yu (courage/berani)
Jin (benevolence/berbuat baik)
Rei (respect/hormat)
Makoto atau Shin (honesty/jujur)
Meiyo (honor, glory/kehormatan dan kejayaan)
Chuugi (loyalty/setia)

Semangat
inilah (bandingkan dengan 99 nama Allah) yang mereka pakai dalam
melakukan pekerjaan. Sekadar diketahui, kerja bagi orang Jepang adalah
segalanya.

Apabila
mereka telah bekerja di satu perusahaan, mereka akan bekerja dengan
rajin dan penuh semangat, karena bagi mereka, pekerjaan itu adalah Ten
Shoku, sebuah pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya, sehingga
harus dikerjakan dengan baik dan bersemangat.

Selain itu,
diantara mereka ada juga pandangan shigoto = seimei yaitu kerja =
hidup. Konsep kerja seumur hidup ini mulai berkembang bersamaan dengan
diperkenalkannya konsep bushido dan samurai pada masa feodal di era
Tokugawa Shogunate (abad 11-14).

Sejarahnya begini, pada konsep
bushido, seorang bushi atau samurai diharuskan mengabdi kepada majikan
(penguasa pada masa itu) hingga titik darah penghabisan dengan
bersandar pada kebenaran yang diyakininya, karena mengabdi (diartikan
kerja) adalah merupakan jalan hidup mereka.

Setelah berakhir
Edo-jidai dan menginjak Meiji-jidai (era modern), kasta bushi
dihapuskan, namun konsep bushido tetap digunakan secara luas tidak
hanya dibidang keprajuritan dan pemerintahan, tetapi juga digunakan
untuk mengembangkan bidang perekonomian, ilmu pengetahuan, dan lain
sebagainya.

Nah, dari konsep itulah bagi orang Jepang, hidup = kerja, kerja = hidup!
Menariknya,
orang jepang akan sangat malu bila pindah-pindah kerja (dari satu
perusahaan ke perusahaan lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain)
karena bisa dianggap sebagai orang yang tidak punya loyalitas dan
komitmen terhadap pekerjaan dan perusahaan.

Pengaruh mendasar
lainnya dari kehadiran bangsa Amerika di Jepang adalah perubahan
Konstitusi Jepang yang dibuat atas supervisi Jenderal MacAthur (26
Januari 1880 – 5 April 1964), dan konstitusi itu masih berlaku hingga
kini.

Di bawah asuhan Jenderal MacArhur, sejak tahun 1945-1951,
Jepang tumbuh kembali menjadi negara ekonomi yang sangat tangguh,
sehingga menjadi super power dalam bidang ekonomi hingga kini.

Yang menarik dari Restorasi Jepang adalah :
Para
aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak
lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi.

Titik
berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Banyak
sekali pemuda Jepang dikirimkan ke luar negeri dan Jepang banyak
mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya.

Sewaktu menjalankan Restorasi, Jepang sudah memiliki administrasi pemerintahan yang sangat rapih warisan dari rezim Tokugawa.

Setelah Jepang hancur oleh bom atom, kaisar saat itu bertanya, berapa guru yang tersisa?

kota tokyo
Diposkan oleh Muhammad yusron mufid di 01.58

10 Besar Negara dengan Internet Terbaik

10 Besar Negara dengan Internet Terbaik
Fino Yurio Kristo - detikinet


ilustrasi (ist)
Oxford - Kualitas dan ketersediaan jaringan broadband di seluruh dunia ternyata meningkat dramatis beberapa tahun belakangan ini. Demikian kesimpulan riset oleh Oxford University di Inggris yang didukung oleh Cisco.

Dikutip detikINET dari Cnet, Rabu (10/10/2010), studi tahunan ini menganalisa jaringan internet broadband di 72 negara dan 238 kota. Hasilnya, kualitas broadband diketahui melonjak 50% dalam tiga tahun terakhir karena investasi yang meningkat.

Kecepatan download rata-rata di ranah global tahun 2010 ini mencapai 5,92Mbps, meningkat dari angka 3,27Mbps di tahun 2008. Sedangkan kecepatan upload mencapai 1,77Mbps, tahun 2008 hanya 794Kbps.

Sebagai hasil kian cepatnya koneksi dan akses yang meluas, 48 negara atau 66% berhasil meraih syarat menjalankan layanan internet yang ada saat ini. Layanan itu seperti jejaring sosial, streaming video definisi rendah atau sharing file ukuran kecil.

Sebanyak 14 negara dan 38 kota dinyatakan siap menjalankan aplikasi internet masa depan. Lagi-lagi, Korea Selatan berada di posisi teratas jaringan broadband paling berkualitas di dunia. Warga di sana menikmati kecepatan download rata-rata 33,5Mbps dan kecepatan upload 17Mbps.

Berikut 10 besar negara dengan kualitas broadband terbaik. Sayang, tak disebut lengkap kecepatan akses masing-masing. Namun sebagai gambaran, Amerika Serikat di posisi 15 punya kecepatan download rata-rata 9,6Mbps dan upload 2,2Mbps.

Lagi-lagi, nama Indonesia belum ada di sini. Bahkan, Indonesia juga belum masuk dalam posisi 30 besar.

1. Korea Selatan
2. Hong Kong
3. Jepang
4. Eslandia
5. Swiss, Luxemburg, Singapura
6. Malta
7. Belanda
8. Uni Emirat Arab, Qatar
9. Swedia
10. Denmark

Julia (The Robot)

Julia, Robot Rumahan Yang Bisa Nyanyi dan Joget
Febrina Ayu Scottiati - detikinet


Robot Julia (dailymail)
Jakarta - Sebuah robot lucu berhasil menarik perhatian pada acara Taipei International Robot Show (TIROS) yang digelar di Taiwan. Robot yang dinamai Julia ini merupakan robot penghibur rumahan yang mampu bernyanyi dan berjoget. Julia rupanya dikembangkan sejak tahun 2007 oleh tim dari Advanced Control Lab di Universitas Nasional Taiwan.

Dikutip detikINET dari Plastic Pals, Rabu (20/10/2010), Julia mampu merespon perintah suara dan dapat berinteraksi melalui layar sentuh di bagian depan robot yang dapat menampilkan berbagai fitur. Robot ini bisa diperintah untuk bergerak maju, mundur, berputar, berbelok, menyalakan aplikasi pemutar musik dan bahkan bisa untuk mengakses internet.

Tak seperti robot lainnya yang kaku, robot Julia ini diaku bisa berinteraksi secara alami melalui pertanyaan dan jawaban yang diberikan.

Sebagai bagian dari sistem, setiap rumah nantinya akan diupgrade dengan sensor yang bisa menjadikan rumah tersebut menjadi rumah pintar sehingga bisa berinteraksi dengan robot secara langsung.

Robot Julia akan menggunakan jaringan sensor untuk memberikan informasi umum ketika ada orang di rumah dan melakukan tugas jaga ketika penghuni rumah sedang bepergian. Untuk alasan keamanan, Julia juga dilengkapi dengan beberapa sensor ultrasonik, laser untuk mendeteksi hambatan, dan fitur pemetaan. ( feb / wsh )

Mengenal Cloud Computing (Komputasi Awan)

Kolom - Cloud Computing--yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi komputasi awan--beberapa tahun terakhir ini telah menjadi buzzword terpanas di dunia teknologi informasi (TI).

Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google, dan Apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar terhadap awan ini. Tentu saja masing-masing mengeluarkan jurusnya sendiri-sendiri.

IBM di paruh akhir tahun 2009 kemarin telah meluncurkan LotusLive, layanan kolaborasi berbasis cloud.

Microsoft, yang sekarang di perkuat oleh Ray Ozzie sebagai Chief Software Architect pengganti Bill Gates, menggadang Windows Azure, sistem operasi berbasis cloud yang akan menjadi masa depan Windows OS.

Apple mengambil sisi lain, telah menyediakan layanan Mobile Me yang memungkinkan pengguna  produk Mac, untuk melakukan sinkronisasi data ke dalam cloud.

Sementara Google, satu-satunya raksasa yang lahir di era internet, sudah sejak lama memberikan layanan Google Docs yang memungkinkan pengguna membuat dokumen atau bekerja dengan spreadsheet secara online tanpa perlu software terinstal di PC atau notebook.

Bahkan Google dalam waktu dekat akan meluncurkan sistem operasi cloud-nya, Chrome OS, yang akan menjadi ancaman serius bagi para penyedia sistem operasi lain.

Namun bisa dibilang, keberhasilan Salesforce.com-lah yang membuka mata dunia bahwa cloud computing menjanjikan pundi-pundi emas yang menggiurkan.

Tapi apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Cloud Computing itu?
Definisi
Dengan mengetikkan kata kunci "Cloud Computing Definition" di search engine atau wikipedia, dalam sekejap ratusan definisi tentang "Cloud Computing" akan muncul. Dari mulai yang sangat teknis, sampai yang sangat simplistis.

Namun semuanya sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Cloud Computing" secara sederhana adalah "layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet".

Kata-kata "Cloud" sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud).

Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan sebagai Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus dipenuhi :

1. Layanan bersifat "On Demand", pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja.

Misalkan sebuah layanan menyediakan 10 fitur, user dapat berlangganan 5 fitur saja dan hanya membayar untuk 5 fitur tersebut.

2. Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut.

3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/provider, yang dibutuhkan oleh pengguna hanyalah komputer personal/notebook ditambah koneksi internet.

Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud Computing, terbagi dalam 3 jenis layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS).

Sementara dari sifat jangkauan layanan, terbagi menjadi Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud. (Untuk terminologi ini akan dijelaskan secara lebih detail dalam tulisan berikutnya).

Intinya, Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan kita "menyewa" sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar secukupnya pula.

Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi besar-besaran.

Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap organisasi akan berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu saja.

Seperti kecenderungan beberapa tahun terakhir dimana banyak perusahaan telah melakukan outsourcing terhadap pekerjaan non-core mereka. Demikian juga dengan kebutuhan layanan TI, kecenderungan untuk "menyewa" sumber daya TI melalui mekanisme Cloud Computing ini, menunjukan peningkatan signifikan dalam 3 tahun terakhir.

Makanya tidak heran, jika nama-nama besar itu sudah memulai memukul genderang perang menjadi penguasa awan. Everybody wants to be in the Cloud!

Sejarah Cloud Computing
Ide awal dari cloud computing bisa ditarik ke tahun 1960-an, saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu pionir intelejensia buatan, menyampaikan visi bahwa "suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik--seperti listrik dan telpon". 

Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri Oracle , memunculkan ide "Network Computing" sebagai kampanye untuk menggugat dominasi Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya.

Larry Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan berbagai software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka.

PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.

Ide "Network Computing" ini sempat menghangat dengan munculnya beberapa pabrikan seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang menawarkan Network Computing client sebagai pengganti desktop.

Penulis sendiri pada tahun '98 sempat mencoba Network Computing yang dikoneksikan ke sebuah Windows NT Server di mana NC client dapat menggunakan berbagai aplikasi yang tersedia di dalam server tersebut secara remote.

Namun akhirnya, gaung Network Computing ini lenyap dengan sendirinya, terutama disebabkan kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum memadai, sehingga akses NC ini menjadi sangat lambat, sehingga orang-orang akhirnya kembali memilih kenyamanan PC Desktop, seiring dengan semakin murahnya harga PC.

Tonggak selanjutnya adalah kehadiran konsep ASP (Application Service Provider) di akhir era 90-an.  Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas jaringan komputer, memungkinkan akses aplikasi menjadi lebih cepat.

Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh sejumlah pemilik data center untuk menawarkan fasilitasnya sebagai tempat ‘hosting’ aplikasi yang dapat diakses oleh pelanggan melalui jaringan komputer.

Dengan demikian pelanggan tidak perlu investasi di perangkat data center. Hanya saja ASP ini masih bersifat "privat", di mana layanan hanya dikastemisasi khusus untuk satu pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang di sediakan waktu itu umumnya masih bersifat client-server.

Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak di awal abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web disertai peningkatan kapasitas jaringan internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi berisi sekedar informasi statik. Tapi sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih  kompleks.

Dan seperti sudah sedikit disinggung sebelumnya, popularitas Cloud Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff ex VP di Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM dalam bentuk Software as a Service, Salesforce.com,  yang mendapatkan sambutan gegap gempita.

Dengan misinya yang terkenal yaitu "The End of Software", Benioff bisa dikatakan berhasil mewujudkan visi bos-nya di Oracle, Larry Elisson, tentang Network Computing menjadi kenyataan satu dekade kemudian.

Selanjutnya jargon Cloud Computing bergulir seperti bola salju menyapu dunia teknologi informasi. Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain sebagainya.

Semua inisiatif ini masih terus bergerak, dan bentuk Cloud Computing pun masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari sisi akademis. Bahkan dari sisi akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang ini hal ini baru bermunculan di tiga tahun belakangan.

Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang, seluruh nama-nama besar terlibat dalam pertarungan menguasai awan ini. Bahkan pabrikan Dell, pernah mencoba mempatenkan istilah "Cloud Computing", namun ditolak oleh otoritas paten Amerika.

Walaupun di luaran perebutan kapling awan ini begitu ingar-bingar, tidak demikian dengan di tanah air Indonesia tercinta ini. Pemain yang benar-benar mencoba masuk di area ini masih sangat sedikit, bahkan jumlahnya bisa dibilang belum sebanyak jari sebelah tangan.
Salah satu yang cukup serius bermain di area ini adalah PT Telkom, yang setidaknya saat ini sudah menawarkan dua layanan aplikasi berbasis Software as a Service. Salah satunya melalui anak usahanya, Sigma Cipta Caraka, yang menawarkan layanan aplikasi core banking bagi bank kecil-menengah.

Kemudian bekerjasama dengan IBM Indonesia dan mitra bisnisnya, PT Codephile, Telkom menawarkan layanan e-Office on Demand untuk kebutuhan kolaborasi/korespondensi di dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Sepinya sambutan dunia teknologi informasi dalam negeri terhadap Cloud Computing ini, mungkin disebabkan beberapa faktor, di antaranya:

1. Penetrasi infrastruktur internet yang bisa dibilang masih terbatas.
2. Tingkat kematangan pengguna internet, yang masih menjadikan media internet utamanya sebagai media hiburan atau sosialisasi.
3. Tingginya investasi yang dibutuhkan menyediakan layanan cloud ini, karena harus merupakan kombinasi antara infrastruktur jaringan, hardware dan software sekaligus.

Namun demikian, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 di dunia--yang berarti juga pasar terbesar ke-5 di dunia--para pelaku teknologi informasi dalam negeri harus sesegera mungkin mempersiapkan diri dalam arti mulai mengembangkan layanan-layanan yang siap di-cloud-kan.

Sehingga saat gelombang besar Cloud Computing ini sampai di sini, tidak hanya pemain asing besar saja yang akan menangguk keuntungan. Tentu saja peran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator sangat diperlukan di sini, karena sekali lagi: Everybody wants to be in the Cloud!


Mochamad James Falahuddin, praktisi teknologi informasi

Motor Terbesar Di Dunia

MOGE  (Motor Gede) TERBESAR DI DUNIA
-
moge
-
Motor raksasa, The Dream Big Bike, rancangan Gregory Dunham, adalah motor terbesar di dunia dan telah masuk dalam “Guiness Book of Records”.  Tingginya 3,4 meter, panjang 6,2 meter, berat hampir 3 ton (2.948 kg) dengan mesin 500 tenaga kuda. Kecepatannya 104 Km per jam.
-
Dunham mengatakan bahwa ia memulai membangun “Dream Big” ini pada tahun 2002 dan selesai dalam waktu 3 tahun yang telah memakan biaya sebesar 300 ribu dollar AS (sekitar Rp. 3,3 miliar).
-
Motor raksasa ini mempunyai 6 tempat duduk termasuk untuk pengendaranya. Tinggi rodanya sendiri mencapai 1,8 meter dan lebar hampir 1 meter.
-
Ketika Dunham ditanya mengapa dia mau-maunya membangun motor “monster” ini, dia menjawab: “Karena ia adalah impian saya !” 

Asal Nama Indonesia

Pada zaman purba, kepulauan Indonesia disebut dengan berbagai macam nama. Dalam catatan Tionghoa, kawasan kepulauan tanah air ini dinamai Nan-Hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta ‘dwipa’ (pulau) dan ‘antara’ (luar/seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebutnya Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Bahkan, sampai sekarang jemaah haji kita masih sering dipanggil “jawa” oleh orang Arab, meskipun orang luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab, Sumatera disebut Samathrah, Sulawesi disebut Sholibis, Sunda disebut Sundah, dan semua pulau itu dikenal dengan Kulluh Jawi (semua Jawa).

Bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, kawasan yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok adalah “Hindia”. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan Indonesia memperoleh nama “Kepulauan Hindia” atau “Hindia Timur”. Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).

Pada masa penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang pada 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal juga dengan nama Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebut Kepulauan Indonesia, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (‘insula’ adalah bahasa Latin yang berarti pulau). Namun, nama Insulinde ini kurang populer.
Pada 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker, yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk Indonesia yang tidak mengandung unsur kata ‘india’. Nama itu adalah ‘Nusantara’, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Kitab Pararaton, kitab kuno Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad 19 yang lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada 1920.

Pengertian nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara pada masa Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (‘antara’ berarti luar/seberang dalam Sansekerta), dan Jawa disebut Jawadwipa. Sumpah Palapa Gajah Mada juga berbunyi “lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa” yang berarti “kalau pulau-pulau seberang telah kalah, barulah aku akan istirahat”.

Oleh Dr. Setiabudi, kata ‘nusantara’ yang pada masa Majapahit berkonotasi penjajahan itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli ‘antara’, Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu ‘nusa di antara dua benua dan dua samudera’, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Dr. Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif nama Hindia Belanda. Hingga kini, istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan Indonesia.

Pada 1847, di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia. Kemudian pada 1849, seorang ahli etnologi Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), bergabung dalam redaksi majalah tersebut.

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations”. Dalam artikelnya, Earl menegaskan sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (‘nesos’ berarti pulau dalam bahasa Yunani). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: “... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians”.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Earl juga berpendapat bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA volume IV itu juga, halaman 252-347, Logan menulis artikel “The Ethnology of the Indian Archipelago”. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf ‘u’ digantinya dengan huruf ‘o’ agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
“Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”.

Ketika mengusulkan nama “Indonesia”, agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini pun menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada 1884, guru besar etnologi di Universitas Berlin, Adolf Bastian (1826-1905), menerbitkan buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel” sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada 1864-1880. Buku Bastian inilah yang mempopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam “Encyclopedie van Nederlandsch-Indië” tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.

Orang pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke Belanda pada 1913, beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama “Indonesische Pers-bureau”. Nama Indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917).

Sejalan dengan itu, sebutan inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiër (orang Indonesia).
Pada 1922, atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk pad 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya:
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik, karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya”.

Di Indonesia, Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 1925, Jong Islamieten Bond membentuk Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”.

Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. Pada Agustus 1939, tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat / parlemen Hindia Belanda); Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Namun, Belanda menolak mosi ini.

Ketika pendudukan Jepang pada 8 Maret 1942, secara otomatis lenyaplah nama “Hindia Belanda”. Lalu pada 17 Agustus 1945, seiring dengan proklamasi kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia.

YUSUF KECEMPLUNG SUMUR


YUSUF KECEMPLUNG SUMUR

By: Dody Ide

Biasanya kalau ibu - ibu lagi mengandung dan mengidamkan anak laki - laki, pastilah yang dibaca adalah surat Yusuf. Tentu dengan harapan kelak ketika si bayi lahir, wajahnya guanteeeng.. .seperti nabi Yusuf. Ehm...sebentar. ..kira - kira kalau kelak  ternyata si cowok lahir tak kinyis - kinyis kayak Nabi Yusuf gimana hayo...? Mosok Al Qur'an salah sih rek !

Terus orang kayak saya yang wajahnya pas - pasan ini, apa bisa mempunyai keturunan se ngguanteng Nabi Yusuf ? sebab faktor gen DNA  saya tak terlalu mengandung Indonesian Idol hareee....hiks !

Kalau gitu Al Quran pilih kasih dong...fungsinya terbatas dooong....begiiitu kata para muslimin yang wajahnya serombongan dengan saya....

Eh, tapi tenang aja....lha wong Quran itu petunjuk, bukan komik fantasi. Jadi kita ini gak usah terlalu berfantasi atas kesenangan - kesenangan casing. Mari kita cari petunjuk itu...yup, sebuah petunjuk yang membelah kesesakan dada...siapapun juga...

Pertama, ( bukan menasehati lho ) bagi bapak atau ibu yang dalam kurun proses mengandung ingin menamakan dan mengidamkan anaknya seperti Yusuf dengan cara membaca surat tersebut, mohon meminta kepada Allah disiapkan kesabaran yang extra. Atau Yusuf yang sesungguhnya tak akan muncul dalam diri anak itu...!

Lho...lho... kok nakut - nakutin sih ...emang situ yang pegang takdir !

Enggak kok...ini sekedar sebuah tarikh i'tibar surat itu sendiri. Sebab Yusuf yang ngganteng secara fisik itu hanya sekelumit petikan ayat. Selebihnya adalah sebuah penderitaan panjang dan hakikat kenggantengan yang sesungguhnya lebih luar biasa lagi....

Intinya para orang tua harus berani ikhlas menerima sebuah kehilangan besar demi sebuah cita - cita luhur. Sebab inti pengajaran surat ini adalah konsep bapak -  anak yang melambangkan sebuah estafet kesejarahan ideologi. Sama sekali bukan kontes  ca'em, kyut, keyyeeen, mbois dan kawan - kawan...

*

Begitulah awal perjalanan Yusuf... dari anak yang paling dimanja berubah terasing di sebuah sumur. Sendirian, mencekam, tanpa teman, makanan dan alas tuk tidur. Ini adalah gambaran ekstrem tapi sekaligus ideal tentang sebuah metodologi uzlah. khalwat, menyendiri, merenung, i'tikaf, tahanut dan sejenisnya.

Hal ini sesungguhnya adalah gambaran konsep awal sebuah kepemimpinan. Yah, sebuah konsep yang sekarang sudah dilepeh dimuntahkan manusia modern....bahkan oleh orang Islam sendiri....

Revolusi diri Yusuf dari anak manja menjadi pesakitan dan pengasingan adalah pendadaran ruhani yang luar biasa. Dari sebuah konsep yang dilayani, diayomi dan dilindungi berbalik menjadi melayani, mengayomi dan melindungi. Wis, pokok e jadi berubah hebat kayak motto polisi kita lah...

Plung...!!! mulailah Yusuf kecil kecemplung sumur...Wahai Nabi...aku ingin mengikutimu. ...eittt. ..ciiiittt. ..tapi bukan sumur beneran...nanti kena gas asam keburu maaatilah awak...

Bleng...!!! kumasuki sumur terdalam diriku...kudekati sumber mata air nan jernih itu...oh bilik hatiku yang tersembunyi. ..semburkanlah hakekat kejernihan dan kemurnian sumber ilmu itu....

Ku duduk diam...sembari ku dongakkan mata hatiku ke atas....hmmh. .. terkadang melelahkan.. .membosankan. ...

Bak Yusuf di dasar sumur, yang terlihat di atas hanyalah lorong hitam dan lingkaran cahaya putih. Pertanda bahwa memang  di sanalah sesungguhnya kehidupan itu....

Ehmm...tapi lama - lama enak juga sih....sunyi. ...tenang. ...gak ada yang ganggu...baik gangguan dari setan golongan jin maupun manusia...

Tapi bagaimanapun saya harus keluar. Lha tapi pake apa ya ? kalo panjat dinding terlalu resiko. Kalau jatuh malah gak ada yang menolong...uffh. .. bisa - bisa apes kuadrat.

Oookelah kalau begitu...akhirnya saya hanya mengandalkan pasrah dan berharap dengan tenang, berislam dengan mutmainah. Semoga ada juluran tali dari atas sebagai pertanda bahwa pertolongan telah tiba.

Kalau dalam cerita nabi Yusuf sih benar - benar sebuah tali beneran. Lha kalo sumur hati, pake tali apa hayo ?.... Aha...untung ingat ayat ini rek !...

" Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni′mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni′mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ( ali Imran 103 )

Ya...sebuah temali ghaib langsung dari Allah yang wajib kita tambatkan pada hati ini.... Dan seandainya kita tak berpegang pada tali itu, alias terlalu mengandalkan diri nekat memanjat dinding sumur hati yang gelap dan licin, pastilah tercerai berai tubuh ini. Baik tubuh secara fisik, mental, maupun intelektual.

He he...masalah tali ini wujudnya gimana, warnanya apa, itu masalah nanti....lha wong nyemplung sumur aja masih amping - amping terus di bibir sumur gak berani nyemplung hare.....kalaupun berani nyemplung, lha kok ngeyel protes pengen cepet naik dengan jurus panjat tebingnya Spider Man...ya kaaapan tahu tali ghaib itu ta'iyyeee...
**
Next step. Setelah terangkat dari sumur...hwarakadah. ..bukannya menemui nasib baik, eeeh...malah ketemu pengalaman mengerikan lagi. Si Yusuf diperjual belikan. Beliau dimanfaatkan kesana kemari karena kemampuan mena' wilkan mimpi. Sebuah kemampuan yang terasah dari kediaman dirinya di dalam sumur.

Memang  sebuah sunatullah sekaligus rahmatullah bahwa, setiap manusia yang mau bersunyi diri di dalam sumur hati dengan sebuah kesungguhan, akan diberi sebuah ilmu penataan angan - angan manusia. Baik angan - angan mimpi, angan - angan cita - cita maupun angan - angan pengalaman spiritual.

Hal ini karena manusia tersebut telah selesai mengendapkan segala gejolak otak dan perasaan di dalam perjalanan diamnya, secara otomatis. Sehingga ia dengan mudah menjelaskan bagaimana sebuah runutan rumus dan faktor angan - angan bereaksi kerja. Bahkan bila diteruskan kebetahannya berdiam dalam sumur, Ia akan menjadi manusia visioner, imajiner, problem solver dan konseptor ulung.

Tetapi sayang, dalam fase ini banyak Yusuf - Yusuf berguguran karena ia ikut terlibat menikmati perdagangan para kafilah yang membawanya. Kemampuan mena' wilkan kehidupan ia jual dengan mata uang kebutuhan perutnya. Akhirnya ia hanya menjadi pedagang biasa yang sibuk dengan harta. hidupnya hanya berkelana dari satu tenda ke tenda lain. Kemampuannya tak lagi membawa pencerahan spiritual, melainkan spirituang.. .

Padahal Takdir Yusuf sejati adalah menjadi Amir. Sang pemimpin negeri baldatun toyyibatun warrobun ghoffur...

***

Hayooo...gimana bapak ibu ... masih mau menamai calon anak dengan nama Yusuf dengan segala resikonya ?

Aahhh...Akhirnya Yusuf sedikit bernafas legggaaaa... .Ia menjadi anak angkat orang kaya dan berpengaruh. Eitt, tunggu dulu...bila dalam surat Al Insyirah menyebutkan di sisi kesulitan ada kemudahan, berarti di sisi kemudahan pastilah ada kesulitan dong....bagaikan dua sisi mata uang tak terpisah. Tinggal sekarang mana yang lagi berposisi terlihat.... deg...deg. ..dhegghh. ...bolak - balik - bolak aja hati ini...

Haduh ! ini tulisan kok nakut - nakuti muluuu...cih. ...

Cerita Yusuf adalah cermin hidup sesungguhnya bahwa setiap kenikmatan ada godaan. Dan memang sesungguhnya godaan terberat bukanlah kekurangan rejeki, melainkan kelebihan rejeki. Masalahnya kita semua hampir menganggap kelebihan bukanlah godaan. Padahal di sinilah para Zulaikah - Zulaikah itu siap menggoda dan memfitnah pada saat kita lengah sedikit saja.

Lha iya ya... gimana kita siap dengan keterjerumusan godaan kalau kita nggak pernah menganggap bahwa berlimpahnya rejeki adalah sebuah godaan terberat. Padahal faktanya, Islam mulai perang Uhud sampai dinasti terakhir Turki runtuh akibat hal ini.

Analoginya, bagaimana kita dapat sembuh  dari sakit panu kalau kita menganggap bercak putih bukanlah penyakit, melainkan beranggapan bahwa diri kita akan menjadi manusia yang lebih putih...hiks!

Tanda - tanda kita terkena fitnah atau kita kita yang sengaja menikmati godaan ditamsilkan lewat koyaknya baju Yusuf. Koyak dari depan atau belakang.

Bila koyak dari depan berarti Yusuf lah yang salah. Sebab logikanya Zulaikah menolak dekapan Yusuf sambil mencengkram baju Yusuf. Bahasa dialek mudahnya mungkin gini " jangan baaang...jangaan baaang...jangaaan. ..emoh ilooo..."

Dan bila koyaknya bagian belakang,  jelaslah Yusuf berusaha menolak sambil melarikan diri. Sedang Zulaikah keukeuh memaksa menghentikannya dengan menyeret baju Yusuf sambil berkata " Uuaayyyooo dong baaaang...gak ttuuaatt.... .atcuu... ."

Ternyata baju Yusuf robek bagian belakang.... slameeet. .. slamet...slamet. ..

Inilah sesungguhnya ide dasar rumusan  pembuktian terbalik dalam ranah hukum yang harus dikembangkan dan dicarikan inspirasi ayat lain sebagai punishment yang ampuh dan paling ditakuti pelaku kejahatan, terutama koruptor.

He he...sayangnya kita ini kalau urusan kenikmataan dunia masih lebih ho'oh  dan lebih condong maksa - maksa ala jangan baaang....

Hutan yang pohonnya masih muda kita habiskan tanpa ada regenerasi yang wajar. Tambang kita kuras habis - habisan sampai bola bumi ini kempes benjal benjol. Manusia pun hanya kita lihat hanya sebatas mesin produksi kapitalis...

Waduuh...duuuuh. .. berjuta hektar kekayaan alam kita perkosa habis - habisan...hmmmhhh. .. kelamin otak ini ternyata lebih meremuk redamkan daya perkosanya ketimbang perkosaan yang berujud daging...

Hus...! tapi ndhak usah menelisik seberapa besar barang itu... kok sekali perkosa, jutaan manusia bisa jadi korban...lha wong itu hanyalah tamsil wujud nafsu hareee.... Sebab ini bukan lagi menyangkut salah satu gender melainkan meliputi semua jenis kelamin...


****

Tibalah episode Yusuf menghadapi konsekwensi sebuah kejujuran.

Kalau kita ingat permainan monopoli, pada kartu kesempatan tertulis " masuk penjara tidak melalui start, tidak terima Rp 200,- ".  Begitulah gambaran kependekaran nabi Yusuf. Tak mau menarik kembali ke start awal segala perjalanan hidupnya cuma demi keselamatan badaniyah. Ia bersedia memasuki penjara dan kehilangan apa saja demi sebuah cita - cita mulia.

Harta dan kehormatan yang menempel selama ini rela ia lepaskan demi sebuah cita - cita kesucian hidup...hmmmhhh. ..periiiih tak terkira....

Dalam fase ini timbullah pengulangan tafakur tapa. Bedanya kalau waktu di dalam sumur, beliau bertafakur tapa nyepi. Sedang pada fase ini, beliau tapa ngrame alias bertapa di dalam keramaian.

Metode ini adalah metode persiapan dan pembiasaan diri agar kelak para pemimpin dalam mengendalikan negara tak lagi biyayakan kalang kabut  menuruti hawa nafsunya. Dalam keramaian dunia yang sedang ditatanya, sesungguhnya ia tetap bermukim sepi di kedalaman sumur beserta kejernihan airnya.

Sehingga setiap putusan - putusan yang diambil benar - benar visioner, terstruktur, kebal induksi kepentingan dan membawa berkah kaum terbuang. Para pemimpin seperti inilah yang siap memenjarakan kepuasan badaniyah diri demi kejernihan ta' wil  i'tibar mimpi, visi dan cita - cita yang agung...

Oalaah.... nglantur apa sih ini....rasanya terlalu panjang menulis...sudah hampir subuh rek...! rasa - rasanya tulisan ini kok jauh dari kapasitas pribadi ya...

Tapi sudahlah, intinya saya pribadi memang hanya punya kapasitas berdoa tentang negara tercinta. Kalau ada teman - teman atau saudara yang kasih koment satu kata " amiiiin...." saja, hati ini pasti sumringah berbunga ndhrenges jaya...

Saya bedoa dulu ya.....


Bismillahirrahmanir rahiem... ..


Semoga Indonesia di tahun 2010 ini telah melewati fase yang benar dipersalahkan dan mulai menginjak fase menghukum yang harus dihukum. Setelah itu muncullah kekuatan sejarah yaumul marhamah era fathul makkah nya rasulullah Muhammad SAW....hari penuh rahma dan ampunan kepada saudara - saudara sendiri yang pernah mengingkari keluhuran sejarah tanah air. Semua yang telah tercerai berai diikat oleh tali Allah...Berkumpul kembali menjadi satu keluarga utuh....

Dan semoga kelak Yusuf yang muncul dari Indonesia berkata dengan bangga pada ayah leluhurnya " Ayah...hari ini benar benar terjadi sebelas bintang, matahari dan bulan sujud padaku...sebelas bintang itu adalah Uni Eropa , sedangkan matahari dan bulan adalah Amerika dan Israel...

Akhirnya, tahiyyat akhir ucap salam dan limpahan berkah kepada Ibrahim beserta keluarga besar dan anak cucunya benar - benar terwujud. ..

Akhir sholat Assalamualaikum tengok kanan lalu tengok kiri bukan hanya lagi sebatas duduk dan ucap. Tetapi sudah berubah mendudukkan segala ucapan yang terlanjur salah paham sepanjang sejarah....

Dan semoga kita diberi kekuatan dan keberanian menanggung segala ucapan yang terlanjur diikrarkan di setiap akhir sholat itu....


Wassalam, tetap makmum

Dody Ide

Tips Menjawab Pertanyaan Anak Tentang Seks

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--'Kenapa dada ibu kok besar, sedangkan dadaku kecil?' `Kenapa laki-laki kalau pipis berdiri sedangkan perempuan jongkok?' `Kenapa ibu bisa hamil?'

Pernahkah Anda mendapatkan pertanyaan seperti itu dari anak? Bagaimana Anda menjawabnya? Sebagian besar orang tua merasa kesulitan menjawab pertanyaan anak soal seks. Mereka akan berkelit atau bahkan mengalihkan topik pembicaraan.

Itulah mengapa pendidikan seks pada anak sejak dini itu penting. "Biasanya kalau orang tua tidak siap menjawab pertanyaan, pertanyaan anak akan disetop, dan kreativitas bertanya anak dihentikan," jelas Direktur Lembaga Konsultasi Psikologi Daya Insani, Sani B Hermawan.

Sebenarnya, menurut Sani, ada cara cerdas untuk menjawab pertanyaan anak soal seks. Pertama,
orang tua harus meluangkan waktu dengan anak untuk berdialog mengenai seks. "Jangan sampai anak mencari informasi dari luar," ujarnya.

Namun, di Indonesia masih ada hambatan untuk berdialog mengenai seks dengan anak. Seperti budaya timur yang cenderung tabu membicarakan soal seks, ketidaktahuan untuk memulai dialog, rasa malu dan canggung, belum memahami manfaat yang diperoleh, bingung pada media atau materi yang akan diinformasikan, serta rasa khawatir anak semakin tertarik pada masalah seksual.

"Itu terjadi karena orang tua salah konsep, seks diartikan hubungan seksual, padahal seks itu adalah jenis kelamin," katanya. Dialog seks atau pendidikan seks ini bisa dimulai ketika orang tua sudah bisa berdialog dua arah dengan anak atau ketika anak menginjak usia 2 atau 3 tahun hingga anak menikah. Pada saat anak berusia 2-3 tahun, ajarkan mereka nama-nama anggota tubuh termasuk alat kelamin mereka.

"Ajarkan mereka mengenai seks dengan bahasa yang ilmiah namun tidak terlalu vulgar sesuai dengan usia mereka," kata Sani. Memasuki usia prasekolah sampai lulus sekolah ajarkan anak mengenai fungsi alat kelamin mereka. Selain itu, ajarkan juga cara membersihkan alat kelamin mereka. "Ajarkan pula apa yang terjadi jika mereka tidak optimal dalam membersihkan alat kelamin mereka," jelasnya.

Sedangkan ketika memasuki usia remaja, ajarkan bagaimana mereka mengalami pubertas, seperti berubahnya bentuk tubuh dan organ-organ vital mereka, terjadinya menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki.

Ketika anak sudah memasuki pra nikah, jelaskan bagaimana hubungan seks yang sehat. Pendidikan seks tak hanya berhenti di situ tapi juga setelah anak menikah. Orang tua harus ajarkan bagaimana hubungan seks setelah menikah tapi tetap berkualitas. "Orang tua harus lebih pintar dari anak, jangan sampai anak lebih pintar dari orang tua," tegasnya.

Selain berdialog seks dengan anak, orang tua juga harus menunjukkan sikap terbuka, informatif, dan yakin di depan anak. Sebelum berdialog dengan anak, orang tua hendaknya menyiapkan materi dan penyampaian yang sesuai, serta gunakan istilah ilmiah. Gunakan media atau alat bantu konkret.

"Bekali diri dengan wawasan yang cukup. Sehingga ketika anak bertanya orang tua mampu menjawabnya dengan benar dan secara ilmiah," tuturnya. Selain itu, yakinkan diri bahwa pendidikan seks itu penting dan bermanfaat. "Diskusikan kepada ahli jika bingung dan ragu soal pertanyaan anak tersebut," pungkasnya