Rabu, 20 Oktober 2010

BERKACA DARI JEPANG

BERKACA DARI JEPANG

http://autokalashinikov47.blogspot.com/2010/01/sejarah-jepang.html

Jepang.
Negara ini memang mengagumkan. Sebutlah namanya, maka orang yang
mendengar akan mengidentikkan dengan deretan kalimat kekaguman. Yang
paling menonjol dari Jepang, adalah etos kerjanya. Mereka gigih dan
tekun. Namun, tahukan Anda bahwa dulu jepang adalah negara tertutup?

Kemajuan
Jepang dimulai setelah berakhirnya zaman Edo, tepatnya setelah Kaisar
Meiji naik tahta dan melakukan penataan ulang. Gebrakan ini selanjutnya
dikenal dengan sebutan restorasi Meiji atau modernisasi Jepang di bawah
kaisar Meiji (1866-1869).

Sebelum era ini, Jepang tak lebih dari
sebuah negara ultra tradisional, feodal dan sangat tertutup. Mereka
sangat anti-asing, karena itulah mereka menutup diri. Hal ini
dilakukan, karena Jepang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur.

Di
zaman itu, Jepang di bawah kendali kaum samurai, istilah untuk perwira
militer kelas elit dari kalangan bangsawan. Karena itu, Samurai
haruslah sopan dan terpelajar.

Kata ”samurai” sendiri berasal
dari kata kerja ”samorau” asal bahasa Jepang kuno, lalu berubah menjadi
”saburau” yang berarti ”melayani”, dan akhirnya menjadi ”samurai” yang
bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

Ciri
khas samurai ini, selalu membawa pedang di pinggang. Kadang lebih dari
satu. Pedang ini disebut katana. Sementara itu, para samurai yang tidak
terikat dengan klan atau bekerja untuk
majikan disebut ”ronin”. Sedangkan samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.

gambar ronin

Adapun
pemimpin atau jendral para samurai ini disebut shogun. Pemerintahannya
disebut keshogunan. Yang paling terkenal adalah Keshogunan Tokugawa,
Keshogunan Edo, keshogunan Kamakura.

Hingga akhirnya Meiji naik
tahta pada akhir abad 19 dan memulai restorasi, perlahan tapi pasti
samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara
nasional menyerupai negara Barat. Meiji malah memerintahkan, mengganti
katana dengan pena.

Dorongan modernisasi Jepang ini bermula
ketika angkatan laut Amerika dengan armada Pasifiknya di bawah pimpinan
Laksamana Perry (1853), datang ke negera tersebut seraya meminta agar
Jepang membuka diri kepada pihak asing, misalnya berdagang dan
membolehkan kapal merapat di pelabuhannya.

Kedatangan Perry
membuat mata bangsa Jepang terbuka terhadap kekuatan lain di luar
mereka. Semangat Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya,
tertantang untuk mempu melawan kekuatan Amerika, orang kulit putih,
orang Barat.

Sejak saat itu mereka mulai berpikir, setidaknya
sama dengan orang-orang asing itu. Maka, dimulailah proses reformasi
dengan pendidikan sebagai mata tombak. Pendidikan menjadi hak dan
kewajiban semua warga.

Tetapi reformasi itu yang disebut
restorasi, sejak itu restorasi Jepang itu disebut dengan Restorasi
Meiji yang juga ditandai sebagai era masuknya Jepang ke zaman industri.

Sebuah catatan menulis, Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853.

Menjelang
akhir abad ke 19 Jepang sudah berhasil menjadi kekuatan militer dengan
angkatan laut yang sangat tangguh sehingga dapat mengalahkan secara
mutlak armada raksasa Rusia di Selat Tsushima, menyapu bersih kepulauan
Sachalin, mengambil Korea dan Semenanjung Liau-Tung dari Rusia, serta
Port Arthur dan Dairen (Wells, 1951).

Namun,
restorasi Meiji ini bukannya tak memakan korban. Banyak terjadi
penentangan yang berakhir perang. Namun perlawanan ini berhasil
dihancurkan.

Apa kata Meiji setelah penentangnya ini ditumpas?
”Saat ini kita sudah berhasil membuat kereta api, mobil, baju barat,
tapi kita tak boleh lupa pada akar budaya.” Pesan Kaisar Meiji ini,
terus melakat hingga kini.

Lalu, apa dan mengapa Jepang bisa
cepat berkambang seperti itu? Ada konsep pemikiran yang mereka anut
selama ini, yaitu ”Kaizen” yang berarti, ambil yang baik, buang yang
buruk, ciptakan produk baru.

Konsep inilah yang dipakai mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu karya kreatif, bukan menjiplak mentah-mentah.

Misalkan
saja lihat saja bagaimana mobil-mobil buatan Jepang, performanya dibuat
berdasar berfalsafah ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan produk
baru tadi.

Misal mobil-mobil di Barat selalu berbadan besar,
boros, dan mahal. namun bagi Jepang diubah menjadi berbadan ringan,
irit dan murah. Hasilnya, mobil-mobil Jepang kini merajai industri
otomotif dunia.

Hal
yang lebih menakjubkan, saat Shinkansen, perusahaan transportasi
Jepang, pada 1 Oktober 1964 berhasil membuat kereta api cepat (bullet
train).

Ini
adalah sebuah langkah maju yang diciptakan hanya dalam jangka waktu 19
tahun, setelah Jepang diluluh-lantakkan oleh bom atom! Ide bullet train
ini tercipta, setelah Jepang memanfaatkan penemuan magnet di Amerika,
sebagai bantalan relnya. Luar biasa.

Selain
menerapkan falsafah Kaizen, pada dasarnya kepribadian Jepang sangat
dipengaruhi oleh semangat ”bushido” yang sangat asketik, berdisiplin
tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan.
Kesemuanya itu terus berlanjut sewaktu proses restorasi itu berjalan
hingga kini.

Apa bushido itu?

Kata bushido berasal dari
kata ”bushi” (prajurit/kesatria) dan “dou” (jalan). Bushido yang dapat
diartikan sebagai ”jalan hidup seorang prajurit atau kesatria” ini,
mempunyai 7 kode etik (semboyan) yaitu;

Gi (rectitude/benar)
Yu (courage/berani)
Jin (benevolence/berbuat baik)
Rei (respect/hormat)
Makoto atau Shin (honesty/jujur)
Meiyo (honor, glory/kehormatan dan kejayaan)
Chuugi (loyalty/setia)

Semangat
inilah (bandingkan dengan 99 nama Allah) yang mereka pakai dalam
melakukan pekerjaan. Sekadar diketahui, kerja bagi orang Jepang adalah
segalanya.

Apabila
mereka telah bekerja di satu perusahaan, mereka akan bekerja dengan
rajin dan penuh semangat, karena bagi mereka, pekerjaan itu adalah Ten
Shoku, sebuah pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya, sehingga
harus dikerjakan dengan baik dan bersemangat.

Selain itu,
diantara mereka ada juga pandangan shigoto = seimei yaitu kerja =
hidup. Konsep kerja seumur hidup ini mulai berkembang bersamaan dengan
diperkenalkannya konsep bushido dan samurai pada masa feodal di era
Tokugawa Shogunate (abad 11-14).

Sejarahnya begini, pada konsep
bushido, seorang bushi atau samurai diharuskan mengabdi kepada majikan
(penguasa pada masa itu) hingga titik darah penghabisan dengan
bersandar pada kebenaran yang diyakininya, karena mengabdi (diartikan
kerja) adalah merupakan jalan hidup mereka.

Setelah berakhir
Edo-jidai dan menginjak Meiji-jidai (era modern), kasta bushi
dihapuskan, namun konsep bushido tetap digunakan secara luas tidak
hanya dibidang keprajuritan dan pemerintahan, tetapi juga digunakan
untuk mengembangkan bidang perekonomian, ilmu pengetahuan, dan lain
sebagainya.

Nah, dari konsep itulah bagi orang Jepang, hidup = kerja, kerja = hidup!
Menariknya,
orang jepang akan sangat malu bila pindah-pindah kerja (dari satu
perusahaan ke perusahaan lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain)
karena bisa dianggap sebagai orang yang tidak punya loyalitas dan
komitmen terhadap pekerjaan dan perusahaan.

Pengaruh mendasar
lainnya dari kehadiran bangsa Amerika di Jepang adalah perubahan
Konstitusi Jepang yang dibuat atas supervisi Jenderal MacAthur (26
Januari 1880 – 5 April 1964), dan konstitusi itu masih berlaku hingga
kini.

Di bawah asuhan Jenderal MacArhur, sejak tahun 1945-1951,
Jepang tumbuh kembali menjadi negara ekonomi yang sangat tangguh,
sehingga menjadi super power dalam bidang ekonomi hingga kini.

Yang menarik dari Restorasi Jepang adalah :
Para
aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak
lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi.

Titik
berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Banyak
sekali pemuda Jepang dikirimkan ke luar negeri dan Jepang banyak
mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya.

Sewaktu menjalankan Restorasi, Jepang sudah memiliki administrasi pemerintahan yang sangat rapih warisan dari rezim Tokugawa.

Setelah Jepang hancur oleh bom atom, kaisar saat itu bertanya, berapa guru yang tersisa?

kota tokyo
Diposkan oleh Muhammad yusron mufid di 01.58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar